MENU

Rindu Itu Rasa Apa?



            Jika yang kita tahu permen rasa jeruk, sendiri rasa sepi, sirup rasa melon, lalu rindu itu rasa apa? Seperti apa rindu itu? Hidung kembang kempis saat memikirkan seseorang/ sesuatu, apakah itu rindu? Jantung berdegup tak normal, apakah itu rindu? Entahlah, rindu memiliki definisi yang berbeda  dari setiap individu. Yang jelas rindu bagiku saat kita ingin mengulang waktu/ ingin memiliki waktu lebih terhadap seseorang, sesuatu, ataupun keadaan dan disertai sebuah rasa yang hanya diketahui oleh hati (terdefinisikan kah? Dada bagai tertempel es, sejuk. Hati laksana ditaburi kelopak mawar, semerbak. Dan apalah itu, aku tak bisa menjadikan rasa itu berubah menjadi kata-kata)
            Manusia sering merindu, begitu pula denganku. Aku rindu masa-masa praktek di Surabaya. Ketika aku menyeruput es cincau, rindu itu merasuk ke sendi-sendiku. Jalanan sekitar pabrik kulit, aspal di wonocolo, kosan, bakso langganan, ibu pemilik warung sederhana, ibu juragan telor asin, bapak laundry, pasar kaget dihari Minggu, pasar pagi, warnet, warung kopi, ibu-ibu muslimah pecinta senam, agen elpiji 3 kg, mie ayam kepala ayam, tiba-tiba semuanya berdesakan dalam memoriku. Dan aku tahu bahwa aku sedang merindu.
            Aku rindu masa-masa kuliahku. Aku ingin mendengar lagi pertanyaan “Nanti siang ada dosennya?” “Giliran kelompok siapa yang presentasi minggu depan?” “Iuran berapa?” “Kuliahnya di ruang berapa?” dan sejenisnya. Sungguh aku ingin mengulang lagi, bersiap diri dalam asrama untuk melangkahkan kaki ke kampus tercinta. Koperasi, gedung dakwah, aula, laboratorium, jalan setapak, pepohonan rindang, cilok pak sidi, semua berputar kembali.  Aku tahu seperti ini rasanya rindu.
            Aku rindu ayahku. Meski hanya 12 tahun ayah bersamaku, sosoknya berbekas. Aku merindukan segalanya, kasih sayangnya dan amarahnya. Berjama’ah bersama, sarapan bersama, berbagi nasehat, berbagi makanan, wajahnya, tawanya, senda guraunya, amarahnya, aku merindukan semuanya. Sedahsyat apapun rinduku, rindu hanya akan tetap menjadi rindu. Aku ingin mendengar cerita inspiratif dan cerita lucunya lagi. Aku ingin dimarahi dengan gagah saat aku berbuat salah. Aku ingin menikmati masakan ‘unik’ plus ‘aneh’nya lagi. Dalam sadarku, aku hanya bisa mendo’akan dan merindukan beliau.
            Aku juga rindu sembilan keponakanku. Merekalah putra-putri dari ketiga kakak kandungku. Setiap wajah mereka yang ingin aku buat menangis, bukan karena benci tapi karena cinta, dan juga bukan menangis karena disakiti melainkan karena dikasihi dalam bentuk kejahilan. Aku juga merindukan setiap tingkah dan karakter yang berbeda dari mereka bersembilan. Sok centil, sok pede, sok keren, pendiem, super aktif, de el el. Aku rindu semuanya. Tawa mereka, celotehan lucu mereka, tangisan yang memekakkan telinga dan lainnya.
            Ini hanyalah sekelumit rindu, masih banyak rindu yang aku simpan. Untuk Ibuku yang aku hadiahi rindu tanpa batas, ketiga kakakku yang aku rindu disetiap langkah hidupku, dan rinduku pada manusia lainnya, sebuah benda, dan suatu keadaan, yang akan terasa panjang lebar jika aku utarakan disini semuanya. Kalimat terakhirku untuk diriku sendiri, “Jadilah perindu yang tulus, yang merindu dalam aktfitas kebaikan dan membawa rindu itu melangkah lebih baik bersama dirimu sendiri”


Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes