Home Unlabelled Susahnya Punya Musuh
Susahnya Punya Musuh
Atiya Fauzan November 23, 2013 0
Musuh? Ada tidak yang hidup tanpa musuh didunia ini? Sepertinya tidak ada yang mengangkat tangan. Kenapa musuh ada? Entahlah, terlalu banyak alasan jika dijabarkan disini. Sebenarnya apa tujuan merekamenobatkan kita sebagai ‘musuh’. Apa yang mereka irikan dari diri kita yang begitu sederhana. Bukankah kita tak pernah mengikuti kontes kecantikan (jika kalian wanita), kita juga tak pernah menjuarai olimpiade nasional, kita juga bukan anak konglomerat. Kita terlalu sederhana untuk dijabarkan, apa yang mereka irikan sampai-sampai mau bersahabat dengan kedengkian. Kita tak punya apa-apa untuk mereka cemburui. Untuk apa menghentikan langkah maju kita dengan ide picik dan kotor seperti sinetron saja. Untuk apa menyembunyikan apa yang kita butuhkan dan mencegah serta menjegal kita ditengah jalan.
Kenapa punya musuh itu susah? Karena musuh tak pernah mengijinkan kita untuk tersenyum dan bahagia. Dia hanya ingin melihat kita menangis dan mencarikan jalan untuk itu. Begitulah inti kesusahan dari memiliki musuh. Jika aroma musuh terendus, kita bisa jaga diri dan berwaspada, jika tidak, kita hanya bisa tertipu dalam sebuah cerita yang menyesakkan hati. Oh, musuh… tapi ada hal yang perlu kita syukuri. Bukankah semuanya memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing? Orang-orang yang mengirikan kita alias yang menobatkan dirinya sebagai musuh kita, meluangkan waktu 24 jam sehari untuk memikirkan diri kita yang terlalu sederhana. Padahal, sedetik pun kita tidak pernah memikirkan mereka. Ya sudahlah, yang terpenting kita menobatkan semua orang yang kita kenal sebagai teman/sahabat bukan musuh. Tetaplah menatap dunia, meski banyak debu yang mengganggu pandangan.
Semua orang di dunia ini tak ada yang mau memiliki musuh, termasuk kita semua. Di belahan manapun tak ada yang berharap ‘semoga aku memiliki musuh yang banyak, semoga semakin hari semakin banyak yang membenciku’. Tak ada bukan? Karena musuh memasuki kehidupan tanpa undangan, dia hadir disela-sela waktu kita tanpa pemberitahuan, tiba-tiba ada. Tak ada yang lebih baik bagi diri kita kecuali tetap sibuk dalam kebaikan dan selalu mengoreksi diri. Bersikap menjadi manusia yang seolah-olah tak memiliki musuh, berprasangka baik pada setiap kejahatan dengan tingkat waspada tinggi, selalu tersenyum pada pandangan yang sinis, dan mendo’akan kebaikan pada setiap sindiran serta cacian, hal ini akan membuat musuh kita terpesona dan terpukau, perlahan mereka akan mengundurkan diri. Karena tak ada yang bisa mereka capai. Itu.
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment