MENU

Masih Ingin Berkeringat



            Hai sahabat Istana Tulisan. Dikesempatan kali ini, aku ingin share tentang sebuah judul, yakni “Masih Ingin Berkeringat”. Coba tengok keluar jendela, ada berapa manusia beruban yang masih giat mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Kulitnya keriput, usianya tak lagi muda, kekuatan tulangnya rapuh, pandangannya tak lagi jelas, tapi beliau-beliau masih menganggap seumuran dengan kita (anak muda). Hello... kita aja yang masih mudah sudah sok men’tua’kan diri, dengan bersantai seakan-akan sudah lelah dalam hidup dan sudah banyak yang telah dikerjakan. Padahal, kita baru berumur belasan tahun atau paling dua puluh tahunan. Tapi sudah memiliki gaya hidup ala pensiunan, makan + baca koran + nonton tv + tidur. What ???
            Coba deh kita tiru semangat dan kekuatan beliau-beliau. Mau sampai kapan kita akan terlena dengan kenyamanan sementara ini? Apa iya kita akan diberi kesempatan sama seperti beliau, hidup sampai tua? Tidak ada yang bisa menjamin kan? Pede banget kita berujar “Masih muda aja”. Please deh... maut itu tidak kenal usia, warna kulit, profesi, atau ukuran sepatu. Kenapa kita merasa tidak berdosa dengan mengentengkan waktu, belum tahu ya rasanya dicuekin sama waktu? Jangan sampai deh... waktu yang tak bersahabat dan tak bisa dikompromi. Naudzubillah...
            Kita itu tidak boleh menjadi kaum anti keringat, anak muda (dan siapapun) harus berani berkeringat. Berkeringat badan atau berkeringat otak, tinggal pilih saja. Mungkin ada diantara kita yang berkarya didalam ruangan berAC, itu artinya berkeringat otak. Atau mungkin kita berkarya dibawah terik, ini artinya berkeringat kedua-duanya. Yang manapun, yang penting berkeringat, berguna, dan mendatangkan manfaat bagi oranglain. Setuju?
            Jika masa tua tidak bisa kita rasakan, lakukanlah upaya lebih, berkeringatlah semuda mungkin, lahirkan senyuman baru. Jangan biarkan kita berkawan dengan kata ‘menyesal’, karena sekali berkawan, kita akan mengalami galau akut super. Hidup berkualitas kan bukan dilihat dari berapa lama kita hidup tapi dilihat dari berapa manfaat yang kita bagikan selama hidup. Jika kita diberi kesempatan untuk menikmati masa tua, jangan sia-siakan dan syukuri dengan memfungsikan apa yang bisa difungsikan dari diri kita. So, ayo bangun dan hadapi hidup dengan kesiapan berkeringat. Jika beliau-beliau bisa, kita juga pasti bisa. Semangat !!!                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          

2 comments :

  1. orang tua kita bisa hidup mandiri ketika berkeluarga, bisa menafkahi orang tuanya, bisa menghajikan orang tuanya. tapi kini banyak orang tua yang masih saja berkorban membiayai kehidupan anaknya, membuatkan usaha untuk anaknya, mencarikan pekerjaan untuk anaknya meskipun anaknya sudah berkeluarga. kapan berhentinya orang tua kita ya.......

    ReplyDelete
  2. Memang benar kalau kasih ortu sepanjang masa...

    ReplyDelete

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes