Home Unlabelled Bukti, Dahsyatnya Do’a Ibu
Bukti, Dahsyatnya Do’a Ibu
Atiya Fauzan September 24, 2013 0
Pagi, Siang, Sore dan Malam semuanya... (sapaanku sesuaikan dengan waktu di daerah atau negara kalian ya). Setelah beberapa hari aku terpuruk dan terlilit dalam sakit, akhirnya aku bangkit. Jangankan untuk internetan, untuk makan saja aku tak mampu. Pengen tahu penyebabnya dan aku sakit apa? Ini semua sangat berhubungan dengan judul tulisan edisi kali ini ‘Bukti, Dahsyatnya Do’a Ibu’
Awal mula cerita, ketika sabtu 21/09/2013 aku diwisuda. Selepas acara aku beserta mbak luluk (kakak pertama), om sam (adik bungsu Ibu), dan dek alfi (adik sepupu) bertolak pulang ke Leces Probolinggo. Lengkap dengan topi, toga, dan dandanan ala syahrini (berbulu mata anti badai) aku meluncur di atas aspal. Dan kala sore mulai menampakkan batang hidungnya, aku baru tiba di rumah tercinta. Bak artis masuk desa, jeprat-jepret kamera pun tak terelakkan. Bergantian berfoto bersama dengan sanak saudara. Wah... terharunya.
Ba’da shalat maghrib, om sam berpamitan untuk pulang dengan sebuah kalimat penutup “Besok lusa, atik aku jemput jam 05.00 WIB pagi, mau aku antarkan ke Jember”. Aku sih baik-baik saja, kan enak dapat tumpangan gratis. Dan juga senin pagi aku ada jadwal ngajar di jam pertama. Om sam yang juga bekerja di salah satu BUMN di Jember, jelas mengajakku barengan. Semuanya terlihat normal dan biasa saja.
Minggu malam, perutku sakit luar biasa. Semalaman aku diare dan muntah-muntah, bolak-balik ke kamar mandi. Badanku juga demam tinggi. Kepala pusing. Ibu setia merawatku mulai dari pukul 22:30 WIB pada malam itu. Pagi harinya, Ibu menitipkan pesan pada om sam bahwa aku tak bisa balik ke Jember hari ini.
![]() |
With My Mom *2011 |
Hari itu, 23/09/2013 aku hanya makan sesendok nasi, satu butir telor, selembar roti, segelas teh, dan beraneka obat. Saat aku tidur menggigil disamping ibu, dengan lembut ibu mengelus kepalaku. Beliau berbisik, “Maafkan ibu ya nak... ibu tidak berniat mendo’akanmu untuk sakit”. Aku yang sadar 100% jelas balik bertanya “Maksudnya?” Dan ibuku membuat sebuah pengakuan “Sebenarnya, ibu tidak mau kamu pulang hanya sehari saja, hanya minggu tok, maka dari itu ibu sempet berbisik dalam hati (a kretek neng ateh-red *madura) coba atik sakit, biar batal balik senin, dan punya alasan tidak masuk kerja. Eh, ternyata kamu sakit beneran nak” Ya Allah Mom..... haduh, begitu dahsyatnya do’amu bu, but it’s no problem mom... aku bersyukur masih diberi sakit tapi lain kali jangan seperti ini lagi ya... kangen sih kangen... tapi gak pa-palah itu artinya Ibu sayang aku dan ingin lebih lama denganku *hahay. Untuk kali ini, katanya sih nama penyakitku Asam Lambung, iya kah? Over dosis pedas. Di hari selasa 24/09/2013 obatku makin beraneka ragam... seharian makan lontong. Hmmm... tapi alhamdulillah, malam harinya keadaanku berangsur baik, dan rabu pagi aku meluncur bersama kereta ke Kota Jember. Sayangnya, ada sedikit musibah, kereta api probowangi tidak berhenti di stasiun Mangli. Alhasil, aku turun di stasiun kota dan langsung menuju sekolah (jauh kalau harus ke pondok dulu). And then, aku mengajar menggunakan gamis yang sudah aku kenakan dari rumah.
O ya, pesan di akhir paragraf ini, aku hanya ingin mengatakan, buatlah ibu kita selalu tersenyum, bahagia, dan bangga. Biarkan hanya airmata kebahagiaan yang jatuh, bukan air mata kesedihan. Oke? Hidup senang sesuai dengan mimpi itu berbeda dengan hidup bahagia sesuai dengan ridha Ibu. So, buatlah Ibu kita untuk selalu berbisik dalam hati dan do’anya tentang kebaikan dan kebahagiaan untuk kita. Janji? Oke dah see you and good luck !!!
*Ruang Guru 25/09/2013 07:55 WIB
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment