Home Unlabelled Hari ke-3 (Liputan Tersendat Dibawah Hujan) 24 Januari 2013
Hari ke-3 (Liputan Tersendat Dibawah Hujan) 24 Januari 2013
Atiya Fauzan January 26, 2013 0
![]() |
Hujan Yang Menghalagi |

Hanya ada beberapa pegawai JTV yang terlihat berkeliaran diarea berlantai lima ini. Seperti kemarin, aku menunggu, berhadapan langsung dengan televisi yang selalu memutar chanel JTV rek!. Beberapa menit kemudian, pak gigik mulai terlihat dengan seragam dan tas jumbonya. "Masuk tik" ajaknya. Aku pun mengekor memasuki ruang redaksi, menduduki kursi yang sama dan berhadapan dengan komputer yang sama pula. Dua lembar kertas berisi artikel tentang sebuah event muncul dihadapanku. "Buatkan saya berita dari tulisan ini" perintah pak gigik kembali. Aku mengiyakan saja.
Dengan sigap, jemariku menari di atas tuts-tuts keyboard. Merangkai kata bersumber dari tulisan yang telah kubaca sebelumnya. Naskah beritapun aku garap. Slug, program, tayang, judul, sampai akhir naskah lengkap aku tulis. Setelahnya, aku biarkan pak gigik mengoreksi. Wah...ternyata perlu di edit. Tapi ada rasa senang juga, karena tak terlalu mengalami kekeliruan yang fatal, dan beberapa paragrafku digunakan. Aku bersyukur. Ini sekelumit naskahnya:
SLUG: HOS
PROGRAM:
JUDUL: PAMERAN SENI GRAFIS DI HOS SURABAYA
TANGGAL:
PRESENTER:
LIMA PULUH KARYA TERPILIH DARI EMPAT RATUS LIMA / DIPAMERKAN DI GALERI SENI HOUSE OF SAMPORNA// TERHITUNG TANGGAL DELAPAN BELAS JANUARI HINGGA TUJUH BELAS FEBRUARI 2013 // KOMPETISI SENI GRAFIS BERSKALA NASIONAL/ YANG MENGUKUHKAN EKSISTENSI SENI GRAFIS INDONESIA INI/ TELAH MEMASUKI TAHUN PENYELENGGARAAN KE EMPAT//
---------------------------------PKG----------------------------------
Usai berurusan dengan naskah berita, aku mengikuti rencana pak gigik untuk meluncur ke Wonorejo, ke sebuah tempat pembuatan kapal. Dan kuda besi milik pak gigik pun menembus arus jalanan surabaya. Di depan DTC, serbuan air menempel dibajuku. Hujan. Motorpun dihentikan lajunya. Tak kehabisan akal, pak gigik menuju ke lantai 2, mencari sebuah toko Optik yang dikenalnya untuk liputan seputar fashion.
Hujan masih menjadi gerimis, perjalanan selanjutnya pun dibelokkan ke arah Tunjungan Plaza. Untuk pertama kalinya kakiku menginjak pusat perbelanjaan yang sering dipanggil dengan sebutan TP ini. Lift mengangkat kami menuju lantai teratas, memasuki wahana Rumah Hantu Indonesia. Semua kru yang sudah berdandan seram tersebut, mengenal siapa pak gigik. Persiapan liputan untuk hari sabtu (26/01) pun didiskusikan. Setelah satu jam, lahirlah sebuah kesepakatan. Tak ingin membuang moment, pak gigik langsung mengeluarkan kamera untuk merekam gambar.
Lagi dan lagi, aku diajari berbagai ilmu yang bersangkutpaut dengan media. Aku mendengarkan dengan seksama, nambah lagi ilmuku. Amin.
Usai liputan, giliran untuk mencoba wahana seram tersebut secara gratis. Tanpa menolak, akupun mengangguk. Waduh...copot rasanya jantung ini. Begitu berbeda dengan wahana serupa yang aku kunjungi dipasar malam Jenggawah Jember. Dahsyat,,, aku lari ngibrit mencari pintu keluar yang tak kunjung ditemukan. Beraneka hantu menakutkan tepat berada di dekatku. #Kapok
Sore hari, aku tiba kembali di gedung JTV. Setelah sebelumnya berencana liputan di Pro Clinic, tapi tutup. Kembali aku bertemu dengan rekanku, diskusi, makan, dan pulang. Titik.
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment