MENU

Aku Bicara

                   Aku memang dikenal sebagai orang yang pendiam, dimanapun dan kapanpun. He... J Entah darimana penyakit itu berasal. Aku hanya banyak bicara pada orang-orang yang sudah lumayan lama aku kenal. Pada orang baru? Mulutku serasa dilem saja. Pantas saja jika ibuku kaget setengah mati ketika aku bilang “aku siaran radio mom...”. Beliau berkata “kamu kan pemalu”
                Ada yang menyebut penyakitku ini adalah introvert, aku beranggapan karena aku jarang sekali mengenal orang baru. Intinya, aku mendapatkan teman baru ketika memasuki sekolah baru. Begitu. Karena memang kehidupanku tak pernah keluar dari tembok rumah, 24 jam mendekam didalamnya. Sama saja kehidupanku dirumah dengan kehidupanku dipesantren.
                Mungkin karena itu aku tak banyak bicara pada orang-orang yang tak terlalu kukenal. Diam seribu bahasa. Tapi berbeda dengan bicaraku pada orang-orang yang sudah aku anggap sangat kenal. Mereka bilang, cerewetku setengah mati. Tanpa titik koma, aku berbicara hingga berbusa (Nggak selebay ini juga sih)
                Aku amati perjalanan ‘ngomongku selama ini‘, aku hanya bersuara jika untuk kewajiban. Ya hanya untuk kewajiban saja, seperti pidato, presentasi, nge-MC, siaran dan lainnya. Aku sendiri bingung, kenapa aku bisa memiliki dua sisi seperti ini. Kadang bicara, kadang diam. Dengan orang asing, mulutku serasa dijahit. Dengan seorang sahabat, mulutku tak bisa dikunci.
                Biarlah lisanku, mau dibawa kemana. Inilah aku apa adanya. Sebagian bilang aku begitu pendiam, sebagian lagi bilang aku begitu cerewet. Apapun itu, aku tetaplah Atiyatul Mawaddah binti Fauzan.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes