MENU

Esai_“Ketika Fisik Lebih Penting Dari Otak” [by: Atiyatul Mawaddah binti Fauzan]

“Ketika Fisik Lebih Penting Dari Otak”

Salah seorang teman perempuan saya pernah berkata, “Kenapa saya lebih bingung ketika berat badan saya naik dari pada ketika nilai ujian saya turun”. Semua orang tentu paham jawabannya. Karena dia adalah wanita modern. Kaum Adam boleh tersenyum atas fenomena ini. Namun, untukmu kaum Hawa yang memiliki pemikiran sama, mulailah merenung dan berpikir. Haruskah tubuh lebih dipentingkan dari otak.

Tubuh merupakan sarana kita untuk melakukan aktifitas. Kita berjalan dengan kaki, menatap dengan mata, mendengar dengan telinga, berbicara dengan mulut. Tapi, semuanya tidak terlepas dari peran otak. Otaklah yang mengatur kinerja tubuh kita. Lalu kenapa keindahan otak harus kita duakan. Pada dasarnya, yang tampak dan dilihat pertama kali oleh orang lain adalah tubuh. Bentuk mata, tinggi badan, bentuk alis dll. Sedangkan otak, tersimpan rapat didalam tempurung kepala. Namun kemampuannya yang dimaksud.

Wanita lebih antusias mendengar kata “sexy” dari pada “smart”. Istilahnya, jika tidak seksi maka bukan wanita seutuhnya. Karena wanita identik dengan kata seksi dan cantik. Semakin seksi dan cantik seorang wanita, maka daya jualnya makin tinggi. Semisal kebingungan mahasiswi ketika akan berangkat kuliah, sibuk memikirkan baju apa yang akan dipakai bukannya memikirkan buku mana yang harus dibawa. Sebagian besar para wanita mengakui bahwa seorang pria cenderung lebih tertarik kepada wanita yang memilki keindahan tubuh daripada keindahan otak. Dorongan ini membuat seorang wanita berlomba-lomba untuk mempercantik diri.

Dilihat dari kesehariannya, responden yang keselurhannya adalah wanita Indonesia mengaku lebih sering pergi ke butik dari pada toko buku. Ada 63% yang menyatakan demikian. Sementara responden yang mengaku lebih sering ke toko buku hanya 37%.

Pemikiran tentang tubuh lebih penting dari otak patut dihilangkan. Karena, pada dasarnya wanita bukan untuk dijadikan bahan obyek semata. Wanita juga merupakan subyek yang ada di dunia ini. Sampai kapan semua ini akan berlangsung. Wajah cantik, tubuh seksi lebih diidam-idamkan seorang wanita daripada jenius, cerdas, serta pintar.

Bukan hal yang mudah untuk mengubah pemikiran yang terlalu menjamur tersebut. Pergi ke salon, tempat spa dan sejenisnya sudah terlanjur dijadikan tradisi. Mungkin tidak akan kendala bagi wanita-wanita ber-uang. Lalu bagaimana dengan para wanita yang minim perekonomiannya. Jalan pintas pun menjadi pilihan. Tak heran jumlah pekerja seks komersial meningkat.

Jika hal ini kita cermati, sesungguhnya wanita yang cerdas lebih beruntung dari pada wanita yang cantik. Karena pada masanya, seorang wanita akan menjadi seorang istri dan ibu. Jika hanya kelebihan dari luar saja yang diandalkan, akan seperti apa keluarganya, bagaimana pendidikan anaknya. Namun, untuk wanita cerdas tidak perlu khawatir, karena ia tahu langkah yang baik dalam membina keluarganya, ia paham pendidikan seperti apa yang harus diberikan untuk putra-putrinya.

Dalam urutan teratas ciri-ciri wanita idaman yang lumrah adalah “beautiful”. Lagi dan lagi kita temui fakta yang sama. Memang beginilah kenyataannya. Perempuan elok lebih berharga dari perempuan jenius. Tidak bisa dipungkiri lagi, karena sebab inilah banyak perbaikan fisik dilakukan melalui jalan operasi. Padahal secara tidak langsung hal tersebut telah menyakiti diri sendiri.

Perlu rasanya dihilangkan anggapan tubuh lebih berarti dari otak. Karena wanita merupakan tiang negara. Jadi, jika persepsi seperti itu masih berlaku, maka bisa diketahui kekokohan negara ini dari penyanggahnya. Semoga fenomena ini bisa dijadikan pelajaran bagi wanita-wanita Indonesia.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes