MENU

Hunian Baru Penuh Haru

            Senin, 04 mei 2012. Aku sibuk mondar-mandir menelusuri jalan yang tak lagi mulus dikala sang surya hendak pulang ke peraduannya. Tangan halusku membawa beban yang tak bisa dikatakan ringan. Beginilah, keadaanku waktu itu. Ritual pindahan dari Asrama ke Kos-kosan.
            Sudah 3 tahun aku berteduh dibawah atap Asrama Putri STAIN Jember. Bukan waktu yang sebentar, hingga segalanya membekas dan sulit ditinggalkan. Namun, apa mau dikata, bagi penghuni berstatuskan mahasisiwi semester VII diwajibkan untuk menyeret koper masing-masing keluar dari gerbang asrama.
            6 semester aku menyatu bersama asrama beserta seluruh penghuninya. Dan kesemua dari mereka adalah sahabatku. Berat rasanya melangkahkan kaki keluar dari gedung dengan 26 kamar itu. Tak lagi ku dengar suara berisik dan ramai yang memekakkan telingat, jeritan yang menghiasi ruang. Tak lagi ku lihat lalu lalang derap-derap langkah melewati kamar sederhanaku. Antrian panjang untuk terakhir kali aku tonton. Asrama oh asrama...
            Lebih dari itu, tawa, ngerumpi, debat aktif, rujakan, nangis, nyanyi2 bersama menjadi hal mustahil yang akan aku lakukan dihari esok bersama 106 sahabat wanitaku. Selamat tinggal, buanglah bekas negatifku dan ambillah bekas positifku. Aku begitu merindukan kalian.
            Meski berat, langkah kaki harus aku paksa menuju sebuah ruang di daerah Perumahan Milenia Mangli Jember. Cat warna biru menyambut kedatangan setumpuk barang-barangku. Ibu Ali, itulah sapaan akrab ibu kosku. Hanya ada dua orang yang ngekosdi rumah berlantai 2 itu. Aku dan sahabat baikku, Hilya.
            Kamar baru yang aku huni begitu nyaman. Namun tak senyaman dengan kebersamaan. Tapi mulai saat ini aku harus belajar untuk beradaptasi dengan hidup baru. 2 bulan lagi lembaran baru aku buka lagi. Semoga tak jenuh dan melelahkan. Gedung pesantren baru yang tak jauh dari kampus menunggu kehadiranku.
            Di Nurul Fikri-lah langkahku selanjutnya. Sambil lalu menunggu proses pembangunan selesai, aku harus mengalami keharuan ini.  Aku tak boleh lelah dengan apa yang aku alami saat ini. Inilah hidup, ada tatap muka lalu ada buang muka.
Sahabat,,, aku ingin mengatakan sesuatu untuk kalian. Tetaplah bersama dalam balutan do’a. Tetaplah menjadi orang baik sampai desahan nafas terakhir. Akan aku hapus airmataku seorang diri tanpa kalian. Bye...

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes