Home Unlabelled Menggenggam Rupiah
Menggenggam Rupiah
Atiya Fauzan May 22, 2012 0
Setel`h aku lipat mukenah, dengan segera tangan menyambar pakaian lengkap dengan jilbabnya. Kemudian langkah terseret menuju gedung berlantai dua, REKTORAT. Aku memasuki ruang mencari keberadaan ibu Marita. Selembar fotocopy buku tabunganku menunggu kebebasannya dari ransel hitamku. Sesosok pria berkumis menjadi sasaranku untuk menanyakan keberadaan ibu Marita. Ia jawab "belum datang". Aku lirik angka yang melingkar dipergelangan tanganku, 08.30. Mungkin masih dalam perjalanan, pikirku. Hati enggan kembali ke Asrama, akhirnya langkah kembali terseret menuju PERPUSTAKAAN. Hampir tiap hari aku mengunjunginya sebelum liburan kemarin. Gedung itu begitu sederhana dalam kemegahannya. Suasana tenang yang tak aku dapatkan,kutemukan di Asrama, aku temukan disini. Banyak inspirasi bermunculan, jadi aku senang mengunjunginya. Hanya karena tenang, sepi pengunjung. Meski sempat heran, seperti pasar tanpa pembeli. Aku tertawa miris. Tiga jatah buku yang harus dipinjam tak pernah aku sia-siakan. Komunikasi Islami, Etika Komunikasi, dan Sastra Psikologi ku genggam. Menemani 7 hari-hariku kedepan di Asrama tercinta. Usai ritual ke perpus (singkatnya) aku kembali ke ruangan ber-AC tempat ibu Marita mencoret pena. Tak ada. Sosok berjilbab itu belum muncul, 09.20. Aku sempat bingung, beruntung ada rekannya yang berkenan membantuku dan urusanku selesai meski tanpa ibu Marita. Menyerahkan fotocopy buku tabungan, untuk pencairan beasiswa yang aku dapatkan. Tanda tangan aku bubuhkan, selamat datang 5 juta di rekeningku...
About Author
Related Posts
- Makan Bareng Raditya Dika (Membahayakan)
- Tandak Bedes (Naskah Berita TV & Kenangan Bingkainya)
- Bidadari Surga Yang Lain
- Arti Penting Ibu Bagi Chairul Tanjung
- Lomba Menulis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Total Hadiah 100 Juta)
- Istikharah? Letakkan Perasaanmu Dulu!
- Mr. Simple (Cersing)
- “Selamat Merenung 8 Agustus, Sahabat”
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment